Gambus adalah sejenis
alat musik petik yang berasal dari Timur tengah. Selain musik gambus,
alat musik petik lainnya yang berasal dari TImur Tengah adalah mandolin.
Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan cara
dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian zapin
dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau acara
syukuran.Gambus merupakan salah satu alat musik yang dimainkan dengan
cara dipetik. Alat musik ini memiliki fungsi sebagai pengiring tarian
zapin dan nyanyian pada waktu diselenggarakan pesta pernikahan atau
acara syukuran.
Alat musik ini identik dengan nyanyian yang bernafaskan Islam. Dalam
mengiringi penyanyi, alat musik ini juga diiringi dengan alat musik
lain, seperti marwas untuk memperindah irama nyanyian. Bentuknya yang
unik seperti bentuk buah labu siam atau labu air (My) menjadikannya
mudah dikenal. Alat musik gambus juga dianggap penting dalam nyanyian
Ghazal yang berasal dari Timur Tengah pada masa kesultanan Malaka.
Kedatangan pedagang-pedagang Timur Tengah pada zaman Kesultanan Melayu
Melaka telah membawa budaya masyarakat mereka dan memperkenalkannya
kepada masyarakat di Tanah Melayu.
Ciri ciri alat musik gambus adalah sebagai berikut :
- Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar.
- Gambus dimainkan sambil diiringi gendang.
- Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja.
- Orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir.
- Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan.
- Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan.
- Alat musiknya terdiri dari biola, gendang, tabla dan seruling.
Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak diundang di
pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya bisa
doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech Albar seorang
Arab-Indonesia, bapaknya Ahmad Albar, dan yang terkenal orkes gambus
El-Surayya dari kota Medan pimpinan Ahmad Baqi.
Selain marawis, jenis musik Islam yang juga begitu dekat dengan
masyarakat Indonesia adalah gambus. Gambus merupakan salah satu musik
yang telah berusia ratusan tahun dan masih bertahan sekalipun ragam
jenis musik seolah mengepung . Gambus berkembang sejak abad ke-19
bersama dengan kedatangan para imigran Arab dari Hadramaut, Yaman
Selatan ke Nusantara.
Musik gambus di Timur Tengah dinamai oud. Jadi, istilah gambus hanya
dikenal di Indonesia. Hingga kini tidak ketahui siapa yang memulai
menggunakan nama gambus.
Dengan menggunakan syair-syair kasidah, gambus mengajak masyarakat
mendekatkan diri pada Allah dan mengikuti teladan Rasul-Nya. Oleh
karenanya, gambus digunakan para imigran menjadi sarana dakwah di
nusantara. Langkah ini kemudian diteruskan wali songo yang menjadikan
gamelan menjadi sarana berdakwah.
Sementara itu, kendati awalnya Gambus merupakan sarana dakwah kaum
imigran, seiring sejalan gambus berkembang menjadi sarana hiburan. Tidak
heran pada 1940-an sampai 1960-an sebelum muncul musik melayu atau yang
lebih dikenal musik dangdut, gambus merupakan sajian yang hampir tidak
pernah ketinggalan dalam pesta-pesta perkawinan dan khitanan. Gambus
bisa dibilang cikal bakal dari musik dangdut yang sekarang telah menjadi
konsumsi pencinta musik, tidak hanya di level menengah dan bawah, tapi
sudah merasuki kalangan level atas.
Salah satu musisi gambus yang paling kesohor adalah Syech Albar,
kelahiran Surabaya 1908, yang juga ayah penyanyi rock Achmad Albar. Pada
tahun 1935, rayuannya telah direkam dalam piringan hitam His Masters
Voice. Suara dan petikan gambusnya bukan saja digemari di Indonesia,
tapi juga di Timur Tengah.
Namun, seiring dengan perkembangannya, kesenian gambus ini sudah
mulai jarang dipergunakan, apalagi di masyarakat umum. Kelompok
masyarakat yang masih sering memainkannya adalah masyarakat Arab
keturunan.
Tapi sejak 2011an Orkes Gambus Mulai diminati oleh kaum muda tidak
hanya dari kaum keturunan arab tapi juga masyarkat jawa khususnya jawa
timur sudah mulai berkembang
والله اعلم بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar